Seni Gesrek : Seni Bubuang Pati khas Garut

Dulu, di Curug Sanghyang Taraje sering diadakan pertunjukan Gesrek, jadi selain menikmati keindahan salah satu curug tertinggi di Garut ini, pengunjung juga bisa menonton seni Gesrek.

 

Pernah nonton seni Debus dari Banten? Nah, Seni Gesrek ini serupa dengan seni Debus, hanya saja Seni Gesrek ini berasal dari Garut, tepatnya dari sekitar Curug Sanghyang Taraje, yaitu dari desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan. Dulu, di Curug Sanghyang Taraje sering diadakan pertunjukan Seni Gesrek, jadi selain menikmati keindahan salah satu curug tertinggi di Garut ini, pengunjung juga bisa menonton Seni Gesrek. Wah, asyik ya…

Sayangnya sekarang kesenian ini sudah jarang dipentaskan, bahkan di tempat kelahirannya di Kecamatan Pamulihan. Walaupun demikian, para pemain kesenian ini masih ada sampai sekarang dan siap untuk mementaskannya kembali jika diundang. Sekarang kesenian ini lebih sering dipentaskan di acara-acara besar seperti peringatan hari jadi Garut atau hari kemerdekaan Indonesia.

Seni Gesrek ini dilakukan dengan memperkuat fisik, mental, dan spiritual pemain hingga tubuhnya tahan terhadap sayatan benda tajam, pukulan, hingga luka bakar. Seni Gesrek ini juga disebut Seni Bubuang Pati atau seni mempertaruhkan nyawa. Hal ini karena para pemainnya memang harus memiliki keberanian tinggi untuk mempertaruhkan nyawanya dengan melukai dirinya sendiri.

Selain melatih fisik dan mental, para pemain Gesrek ini melakukan pemulihan keutuhan ilmu spiritual yang disebut Ngabungbang, yaitu dengan melakukan mandi suci tujuh muara sembari dibacakan doa-doa oleh gurunya pada tanggal 14 Mulud. Doa ini ternyata masih berasal dari kitab suci Al-Qur’an, yang isinya meminta keselamatan.

Kesenian Gesrek ini dimainkan sekitar 10 orang dan didukung oleh 4-7 orang yang bertugas untuk menyediakan alat dan menjaga keamanan selama atraksi ini berlangsung. Setelah melakukan berbagai ritual untuk mendoakan keselamatan para pemain, atraksi langsung dimulai dengan masuknya arwah leluhur ke tubuh para pemain. Kemudian para pemain dengan lincah mulai mencoba melukai tubuhnya masing-masing dengan berbagai alat yang disediakan, seperti parang, golok, bambu runcing, dan benda tajam lainnya, bahkan panas api dari obor juga digunakan.

Seni Gesrek, tubuh tahan terhadap panas api

Seni Gesrek, tubuh tahan terhadap panas api

Seni ini tergolong sangat berbahaya, jadi jangan ditiru yah, Travelmate, kecuali mau ikut berlatih sama seniman yang udah ahlinya. Kalau bawa anak untuk menonton pertunjukan ini juga harus dikasih pengertian yah, biar tidak ditiru.

Kalau ingin mengundang kelompok seniman Gesrek ini, bisa langsung datang saja ke Kecamatan Pamulihan, tepatnya ke dekat Curug Sanghyang Taraje di Kp. Kombongan, Desa Pakenjeng.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

Pin It on Pinterest

Shares
Share This