Semarak Gebyar Budaya Hari Jadi Garut ke-203
Suara sirine bersahutan di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan Alun-alun Garut, pagi hari tanggal 27 Februari. Berbondong-bondong 14 kelompok dari daerah yang berbeda mulai bersiap. Gendang mulai ditabuh, tapi ini bukan genderang perang, Travelmate, tabuhan gendang ini adalah pertanda atraksi barongsai, memperingati Tahun Baru Imlek sekaligus Hari Jadi Garut ke-203, akan segera dimulai.
Ada yang berasal dari Garut, Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, hingga Jakarta. Dari anak-anak, remaja, sampai ibu-ibu, ikut andil dalam atraksi barongsai ini. Semangat ibu-ibu ini tidak kalah dengan semangat anak-anaknya lho. Semuanya sangat antusias dengan berbagai atributnya hingga ada yang membawa replika elang. Mereka semua bersemangat memeriahkan Hari Jadi Garut ke 203.
Selain atraksi barongsai, ada juga pameran produk lokal Garut dan Parade Kendaraan Hias yang diikuti oleh berbagai Dinas Pemerintah Kabupaten Garut, swasta, dan para penggiat usaha pariwisata serta UMKM. Semuanya memamerkan produk-produk unggulan khas Garut, mulai dari kerajinan kulit, dodol, kopi, hingga batik Garutan yang sudah terkenal.
Yang tidak kalah menarik, dipamerkan juga display rencana perubahan Pendopo Garut yang akan direnovasi dengan menggunakan kayu jati. Disudut lain, ada lomba tembang sunda. Uniknya, selagi peserta bernyanyi, beberapa pelukis beraksi dibelakang bangku penonton seolah sedang menggambarkan nyanyian tembang-tembang sunda itu di atas kanvas.
Acara yang paling menyedot animo masyarakat dan para wisatawan adalah parade kendaraan hias dari berbagai dinas Kabupaten Garut, serta kirab congcot yang dilanjut dengan atraksi kesenian lokal dari berbagai kecamatan di Garut. Sebelum acara tersebut dimulai, ada sesi kawin cai dimana 9 masyarakat adat Garut memasukan air yang berada didaerahnya masing-masing sebagai pertanda bahwa Garut itu kaya akan air dan merekatkan tali silaturahmi antara masyarakat adat. Lalu air ini disimpan di SMPN 1 Garut yang dulu merupakan sebuah telaga bernama Cigarut; salah satu elemen sejarah Hari Jadi Garut.
Berbagai kesenian lokal juga menghiasi HUT Garut ini. Mulai dari Lais, Rudat, Badogar, Gesrek, Raja Dogar, Terbang Sajak, dan banyak lagi. Bahkan ada saudara kita dari berbagai daerah di Indonesia yang ikut memeriahkan HUT Garut ini. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Karawang, hingga Papua lho! Mereka ikut menghibur warga Garut dengan menampilkan kesenian khas daerah mereka masing-masing. Nah, ini yang dinamakan Bhinneka Tungga Ika, Travelmate…
Acara pamungkas dari rangkaian perayaan Hari Jadi Garut adalah GIC alias Garut Intan Carnival yang diikuti oleh banyak peserta dari berbagi daerah, dari Bandung, Jakarta, hingga Garut sendiri. Para peserta ada yang memakai baju dihiasi dengan koran. Adapula yang dihiasi dengan burayot, akar wangi, hingga batik Garutan. Salah satu peserta memakai tema raja dan ratu dengan menunggani kereta kuda bak raja sedang menemui masyarakatnya. Tidak hanya orang dewasa, jagoan-jagoan cilik nan imut juga ikut berpartisipasi dalam parade kostum ini.
Setelah berbagai kostum unik ini selesai dipamerkan, Acara Garut Intan Carnival kemudian diakhiri dengan devile dari Dinas Pemerintahan Daerah Garut serta kecamatan-kecamatan di Kabupaten Garut. Acara pamungkas ini memang mulai menjadi trademark setelah tahun kemarin juga sukses dengan acara serupa.
Wow! Gebyar Budaya Hari Jadi Garut ke-203 memang meriah sekali kan!? Semoga tahun-tahun berikutnya makin meriah dan tentunya makin menyedot wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dukung terus Jelajah Garut melalui usaha-usaha kecil yang kita jalankan:
Jelajah Garut Merchandise | Jelajah Garut Tour Organizer | Jelajah Garut Outdoor Gear Rental
Semarak Gebyar Budaya Hari Jadi Garut ke-203 | Semarak Gebyar Budaya Hari Jadi Garut ke-203
One thought on “Semarak Gebyar Budaya Hari Jadi Garut ke-203”