Nyaneut Di Palabuhan Bulan 2014 : Pemersatu Masyarakat Adat Garut

Nyaneut di Palabuhan Bulan 2014

Nyaneut Di Palabuhan Bulan, sebuah event kebudayaan Garut, di helat pada hari Rabu, 29 Oktober 2014, di Lapangan Situgede, Cigedug, Cikajang. Dengan menampilkan 2 Masyarakat adat dan 7 komunitas adat, event ini menjadi salah satu event budaya terbesar di Garut. Event ini diselenggarakan dalam rangka memperingati tahun baru Islam dan mempersatukan masyarakat adat yang berada di Garut.

Acara ini merupakan acara kebudayaan yang pertama, digagas oleh Dasep Badrusalam beserta Komunitas Budaya Cigedug bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut. Dihadiri oleh jajaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Muspika, dan budayawan sunda, Kuswandi. Kepala Disparbud juga yang membuka acara dengan memukul gong.

Ada 2 masyarakat adat dan 7 komunitas adat yang memeriahkan kirab budaya Garut ini, antara lain Dangiang Banjar Wangi yang mempertontonkan Tutunggulan, Kabuyutan Ciburuy dengan Karinding dan Celempungan, Cipancar Limbangan dengan Terbangan, Kampung Godog dengan Rudatnya, Kampung Dukuh dengan Terbang Sajak, Kampung Pulo dengan Beluk, Ciela dengan Panembong, Mekarwangi Saluyu dengan Terebangan, dan Cinunuk dengan Sholawatan. Uniknya, semua kesenian ini bernafaskan Islam yang melantukan puji-pujian terhadap nabi Muhammad dan Allah SWT. Selain itu, Acara ini juga dimeriahkan dengan musikalisasi puisi dari Postheatron Garut, Teaterikal, Jaipongan serta pencak silat.

Dimulai dengan prosesi kawin cai, yaitu prosesi menyatukan air dari tiap masyarakat adat yang bertujuan untuk mempersatukan mereka dan menjalin silaturahmi. Dengan menggunakan lahang, satu per satu masyarakat adat menuangkan air kedalam kendi. Air ini dinamakan Cikahuripan, yaitu air untuk kehidupan.

Menjelang malam, pawai obor warga Cigedug ikut memeriahkan acara ini. Lebih dari 50 anak membawa obor dan melakukan longmarch mengitari desa Cigedug. Bahkan ada beberapa anak yang beratraksi dengan membuat semburan api dari obor.

Sekitar pukul 20.00 WIB, Festival Nyaneut pun dimulai. Nyaneut adalah tradisi minum teh, dengan teh Kejek (teh rakyat dengan proses produksi tradisional) disajikan dengan singkong rebus hangat ditemani gula merah, plus berbagai macam umbi-umbian lainnya. Dimalam hari pun acara semakin semarak dengan orasi budaya yang disampaikan oleh Fachroe S. Jaladri. Beliau menyampaikan budaya adalah identitas Negara, jangan sampai hilang tertelan jaman.

Ada pula pertunjukan yang mengundang tawa, seperti rampak kendang yang ditampilkan oleh ibu-ibu Cigedug; dikemas dengan lucu. Membuat semua penonton terhibur karena kelakuan mereka. Setelah itu ada Kacapi Lawak ABG dari Segar Grup. ABG bukan berarti Anak Baru Gede, melainkan Aki-Aki Bareuki Gelo ( Kakek-Kakek Gila). Mengocok perut dan menyebabkan pecahnya penonton dengan gelak tawa.

Acara puncak Nyaneut di Palabuhan Bulan pun digelar dengan Pagelaran Wayang Golek dengan dalang yaitu Saepul Rohman Sunandar yang membawakan alur cerita Bangbang Kaca Gugat. Pagelaran ini juga yang menutup rangkaian acara Nyaneut di Palabuhan Bulan 2014.

Menurut Kang Dasep selaku ketua panitia, acara Nyaneut di Palabuhan Bulan 2014 ini merupakan acara kebudayaan yang pertama kali dilaksankan di Desa Cigedug dan akan rutin dilaksanakan tiap tahunnya. Beliau mengatakan kita sebagai warga Garut sudah seharusnya bangga dengan kesenian dan kebudayaan Garut yang melimpah. Diharapkan dengan ada acaranya ini, kesenian dan kebudayaan asli Garut tetap terpelihara dan tidak hilang serta adanya pergantian generasi agar tidak punah.

***

Dukung terus Jelajah Garut melalui usaha-usaha kecil yang kita jalankan:

Jelajah Garut Merchandise | Jelajah Garut Tour Organizer | Jelajah Garut Outdoor Gear Rental