Konon, di suatu senja tahun 1968, terjadi sesuatu yang sangat tragis di sini. Seorang wanita melempar bayi dari ketinggian 45 meter. Wanita itu tidak kuat menahan malu karena bayi yang dibuangnya itu hasil dari hubungan gelap. Bayi atau, dalam bahasa sunda, Orok itulah yang menjadi asal muasal penamaan Curug Orok ini.
Curug Orok memang terdiri dari curug yang tinggi besar dan curug yang kecil. Jika dikaitkan dengan peristiwa tersebut, curug yang besar menandakan bahwa itu seorang ibu dan curug yang kecil berarti anak bayi tersebut. Terlepas dari cerita tragis itu, kedua curug ini kini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Saat ini, Curug Orok mungkin adalah satu-satunya curug di Garut yang dikelola dengan baik.
Dibuka pada 21 April 1996, dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara serta masyarakat sekitar, dan dimiliki secara legal oleh PT. Perkebunan Papandayan. Berjarak 31 km dari pusat kota Garut, dengan harga tiket Rp 10.000,- pada weekday dan Rp 15.000,- pada saat weekend, Travelmate sudah bisa menikmati keeksotisan curug yang satu ini.
Kawasan Wisata Curug Orok ini dilengkapi dengan rumah makan, pemondokan (rate perhari Rp 500.000,-), warung, kolam renang Cikahuripan, kamar mandi, serta ranger yang berjaga disekitar curug. Sangat cocok buat yang mau menghabiskan bulan madu dalam ketenangan, atau buat rekreasi keluarga yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Banyak orang yang sangat menyukai suara gemuruh curug di kejauhan sebagai lagu pengantar tidur. Suara alam itu membuat tidur semakin nyenyak dan rileks. Pun di pagi hari, Travelmate bakal disuguhi hijaunya Hutan Pinus dan perkebunan teh yang menghiasi pemandangan Curug Orok. Teh hangat atau kopi akan menyempurnakannya.
Dan tentu saja, di siang hari, Travelmate bisa mandi dan langsung merasakan segarnya mata air pegunungan Papandayan. Belum lagi pemandangan tebing tinggi yang hijau dan matahari menyinari titik-titik air curug, membuat pelangi malu-malu menampakan keindahannya.
Sebenarnya di sini, selain Curug Orok, ada 7 buah curug lagi, diantaranya Curug Kembar. Namun akses menuju curug-curug ini belum dibuka dan masih berbahaya. Tempatnya masih tertutup vegetasi yang lebat, rerumputan yang menjulang tinggi menghalangi pandangan mata, serta jurang bebatuan. Jika ingin menjelajah, harus berhati-hati ya, dan minta izin dulu.
Well, curug yang terletak di desa Cikandang, kecamatan Cikajang, Garut, ini dapat dikunjungi setiap hari. Dari Kota Garut, Travelmate bisa menggunakan angkutan umum berwarna putih biru jurusan Cikajang. Cukup membayar ongkos Rp 10.000,-. berhenti dipertigaan menuju Desa Cikandang, dan dilanjutkan dengan perjalanan menggunkan angkutan pedesaan Cikandang bertarif Rp 5.000,-.
Akses menuju kawasan wisata ini pun terbilang baik. Namun demikian, untuk mencapai curug ini, Travelmate harus menyiapkan fisik terlebih dahulu karena ada banyak sekali anak tangga yang harus dilalui.
Nah, bagi Travelmate yang akan berkunjung ke curug ini diharapkan tidak membuang sampah sembarangan ya, biar keindahannya tetap terjaga….
***
Dukung terus Jelajah Garut melalui usaha-usaha kecil yang kita jalankan:
Jelajah Garut Merchandise | Jelajah Garut Tour Organizer | Jelajah Garut Outdoor Gear Rental
One thought on “Curug Orok : Tentramnya Alam di Balik Sebuah Kisah Tragis”