Gunung Guntur : Dibalik Kerasnya Alam yang Terusik

Data Gunung Guntur

Lokasi Administratif : Kec. Tarogong Kaler, Kab. Garut, Jawa Barat
Poisi Geografis : 7°09′3″LU 107°50′15″BT
Ketinggian : 2249 mdpl, sekitar 1500 m diatas dataran kota Garut
Tipe Gunung Api : Aktif
Pos Pengamatan : Desa Padakembang, Kec. Padakembang, Singaparna, Kab. Tasikmalaya. (via VSI ESDM)

Info Tiket Masuk TWA Gunung Guntur

Untuk saat ini, tiket masuk TWA Gunung Guntur yang dipungut resmi dari BKSDA adalah seharga Rp12.500,-
Ketika artikel ini dibuat, warga sedang juga mendiskusikan untuk membuat peraturan desa tentang pungutan terhadap para pendaki. Sehingga mungkin kedepannya akan ada pungutan resmi dari desa. Hal ini untuk juga menghindari pungli-pungli yang sempat marak beberapa waktu lalu. Namun demikian, besarnya nominal pungutan belum diketahui.

Tentang Gunung Guntur

Ketika mulai memasuki kawasan kaki Gunung Guntur, tidak ada satu pun pohon rindang yang menyejukkan, seakan gunung ini sedang menyuruh para pendaki untuk kembali pulang.

Para tamu Gunung Guntur akan langsung disuguhi pemandangan masif khas kekuatan manusia dalam mengeksploitasi alam : kompleks tambang pasir kaki Gunung Guntur. Para pendaki yang sempat bertamu ke gunung ini di era 90’an pasti tahu betul bahwa kompleks tambang pasir ini dulunya adalah ruang tamu Gunung Guntur yang teduh dinaungi dedaunan. Tapi kini ruangan itu tinggal kenangan, digantikan oleh dinding dan lantai pasir, debu sebagai pengharum ruangan, serta matahari yang setiap tengah hari menyengat ubun-ubun tanpa tedeng aling-aling.

View post on imgur.com

Mata air dingin yang mengalir menuju Curug Citiis (air dingin, sunda –red.) juga kini tengah terancam. Dulu, merebahkan kaki di Curug Citiis dilakukan sembari menikmati gemerisik dedaunan dan kicau burung, kini suara gemuruh air terjun pun tersaingi bunyi lalu lalang truk-truk pasir.

Adanya Curug Citiis adalah oase di tengah padang pasir, literally, karena kerasnya alam di kaki Gunung Guntur belum seberapa dibandingkan medan terjal dan gersang yang harus ditempuh sesudah Curug. Trek kerikil dengan kemiringan yang curam selalu bisa memberi luka dan lecet bagi para pendaki. Belum lagi matahari yang memanggang tanah tandus ini di siang hari membuat botol-botol minum begitu cepat habis.

Bahkan di puncak Guntur, sudah menunggu tanah yang mengepulkan asap seolah memang gunung ini sedang menahan murkanya.

Sekilas, terfikir bahwa mungkin memang gunung ini membenci tamu-tamunya.

***

Tidak ada yang sanggup menaklukkan kerasnya Gunung Guntur selain malam yang tenang dan sunyi. Di Gunung Guntur, malam seperti itu adalah hadiah untuk para pendaki, karena biasanya malam membawa dua sahabat baiknya, angin dingin dan kabut tebal.

Di malam hari, Gunung ini menyuguhkan pemandangan luar biasa. Kota Garut berpendar membentuk hamparan titik-titik cahaya yang cantik. Di kejauhan, berdiri kokoh siluet kerucut Gunung Cikuray seolah mengawasi. Pemandangan yang bisa membuat hati siapapun bergetar.

View post on imgur.com

Hingga akhirnya semburat merah muncul dari ufuk timur, memperlihatkan keanggunan gunung-gunung yang mengelilingi hamparan Tanah Pangirutan. Gunung Cikuray terlihat sangat kokoh namun cantik di pagi hari. Gunung Papandayan yang tak henti mengepulkan asapnya, pun juga kepulan-kepulan dari pembangkit listrik di Kamojang dan Darajat. Situ Bagendit berkilau ditimpa cahaya pagi. Kawasan wisata Cipanas yang terlihat jelas dari puncak, serta bayangan akan hangatnya kolam berendam, secuil pun tak sebanding dengan nikmatnya warna yang sedang dicerna bola mata.

Tidak ada apapun yang menghalangi mata untuk menjelajahi setiap titik dataran, bukit-bukit, juga gunung yang mengelilingi Garut, selain kesadaran akan indahnya Sang Pencipta…

Hingga akhirnya kita kan sadar, “Jikalau memang Gunung Guntur membenci tamu-tamunya, tidak mungkin gunung ini menyuguhi para pendaki dengan keindahan demikian rupa…

***

Menuruni Gunung Guntur, kembali, matahari bisa menguapkan semangat para pendaki yang tidak mengerti. Kerikil bisa melukai kaki-kaki yang kurang berhati-hati. Hanya para pendaki sejati yang mampu meresapi makna dibalik kerasnya alam gunung ini.  Bahwa selalu ada kecantikan luar biasa bagi mereka yang mampu mencintai dan menghargai.

Mari cintai Gunung Guntur dengan melihatnya dari dekat, menyelami kehidupan kaki gunungnya, menjaga keasrian dan kelestariannya, meresapi panas tanahnya, meneguk mata air dinginnya, dan mendaki tinggi puncaknya dengan penuh kerendahan hati.

Baca Juga :

Maraknya Pungli Gunung Guntur Meresahkan Pendaki - Artikel Jelajah Garut

Maraknya Pungli Gunung Guntur Meresahkan Pendaki – Artikel Jelajah Garut 2017

***



Dukung terus Jelajah Garut melalui usaha-usaha kecil yang kita jalankan:

Jelajah Garut Merchandise | Jelajah Garut Tour Organizer | Jelajah Garut Outdoor Gear Rental

  1. Kalau memang peduli akan gunung guntur, tolong dong untuk desak pemerintah supaya menghentikan penambangan pasirnya. Saya sebagai warga kaki gunung guntur setiap hari merasakan efek penambangan pasir ini. Setiap hari jalan jalan makin hancur, rusak parah. Setiap datang hujan, kami tidak bisa tidur dengan pulas, karena harus terus berjaga waspada akan banjir yang datang.. Ironi banjir yang terjadi bukan didataran rendah ataupun cekungan.. Tapi terjadi dilahan miring, dengan derasnya air. Penambangan pasir di gunung guntur, ato yng masyarakat sekitar sebut gunung gede makin parah seiring maraknya perumahan2 baru terutama didaerah kecamatan tarogong. Saya sebagai warga kaki gunung guntur meminta masyarakat untuk bisa merasakan apa yang kami rasakan. Kami tidak menikmati seperti penduduk sekitaran cipanas, kami hanya menikmati debu yang kian menusuk hidung serta rasa waswas terus menerus disaat hujan datang.

    • Siap kang Adi, nanti kita informasikan dan beritahukan kepada pihak-pihak yang terkait dan para pecinta alam. Doakan semoga lancar usaha kami. 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may use these HTML tags and attributes:

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

Pin It on Pinterest

Shares
Share This